JMOL. Marine Autonomous Surface Ships (MASS) didefinisikan sebagai kapal, dalam derajat tertentu yang berbeda-beda, mampu beroperasi secara otonom, lepas dari interaksi manusia.
Sejak Desember 2018, MSC (Maritime Safety Committee) IMO menetapkan kerangka kerja dan metodologi pengaturan MASS, dan menargetkan regulasi kapal tanpa awak tersebut dapat selesai pada tahun 2020.
Dengan kerangka kerja dan metodologi di atas, lengkapnya the framework and methodology for the regulatory scoping exercise, IMO mengkaji kesesuain MASS terhadap SOLAS, COLREG, MARPOL, STCW, dan lainnya. Konvensi-konvensi ini disusun dengan asumsi bahwa kapal dikendalikan secara langsung oleh manusia.
Perkembangannya, MSC IMO kemudian mengindentifikasi MASS dalam empat tingkatan berdasarkan derajat keotonomiannya, yaitu:
1. Ship with automated processes and decision support. Kapal dengan sebagian proses dan fungsi di dalamnya bekerja secara otomatis dan kadang tanpa perlu diawasi, serta dilengkapi sistem bantu pengambilan keputusan (Decision Support System). Pada level ini, pelaut masih berada di atas kapal dengan jumlah yang lebih sedikit.
2. Remotely controlled ship with seafarers on board. Kapal dikendalikan dan dioperasikan dari lokasi lain. Pelaut tetap berada di atas kapal dan siap mengambil kendali serta mengoperasikan sistem dan fungsi kapal.
3. Remotely controlled ship without seafarers on board. Kapal dikendalikan dan dioperasikan dari lokasi lain tanpa ada pelaut di atas kapal.
4. Fully autonomous ship. Kapal otonom penuh. Sistem operasi kapal mampu membuat keputusan dan tindakan secara otonom tanpa campur tangan manusia.
IMO memang perlu bergegas agar dapat mengikuti perkembangan teknologi autonomous ship di industri pelayaran. Norwegia, negara anggota IMO, sudah membuat regulasi kapal otonom untuk mendukung proyek Yara Birkeland, sebuah kapal peti kemas tanpa awak dan bertenaga listrik (zero emission) yang sedang dibangun dan ditargetkan beroperasi awal tahun 2020.
Baca juga: Kapal Kontainer Bertenaga Listrik Tanpa Awak Masuki Tahap Uji Model
Di Finlandia, pada Desember 2018, Finferries dan Rolls-Royce sukses dalam sea trial Falco, kapal ferry tanpa awak yang dikendalikan dari jarak jauh.
IMO kini tengah bekerja untuk menetapkan rezim pengaturan yang memadai untuk autonomous ship ini, demi memastikan tercapainya keselamatan, keamanan dan perlindungan lingkungan maritim.
Bagaimanakah hasil exercise IMO yang akan menentukan masa depan kapal tanpa awak? Mari kita tunggu pada sidang tahunan IMO di September tahun ini.