JMOL. Layanan penyeberangan Ro-Ro rute Dumai – Malaka (107 km) akan beroperasi awal tahun 2020. Mundur dari rencana semula semester pertama tahun 2019 ini.
Hari ini (13/7), tim Kemenhub memeriksa kesiapan sarana dan prasarana di dua pelabuhan yang ada di Dumai, yaitu pelabuhan Pelindo 1 cabang Dumai dan Pelabuhan Dumai Berseri yang dioperasikan oleh Pemkot Dumai dan Pemprov Riau.
Pelabuhan Pelindo I memiliki fasilitas yang memadai. Ada terminal penumpang, imigrasi, bea cukai dan karantina serta keamanan dan parkir. Namun terminal penimpang masih menyatu dengan terminal lain yang melayani barang dan curah cair.
Sementara Pelabuhan Dumai Berseri memadai dari segi kedalaman kolam, terminal penumpang, fasilitas parkir, gedung kantor pelayanan. Dumai Berseri juga sudah melayani kapal Ro-Ro rute Dumai – Rupat. Namun memerlukan penambahan pelayanan Bea Cukai, Imigrasi, Karantina dan Keamanan (CIQP) sebagai syarat untuk melayani rute internasional.
“Secara umum, dilihat dari aspek teknis dan operasional, kedua pelabuhan layak untuk dioperasikan untuk melayani penyeberangan kapal Ro-Ro Rute Dumai – Malaka,” kata Umar Aziz, staf Ahli Kemenhub yang memimpin tim.
Rute RoRo Dumai-Malaka adalah salah satu Proyek yang diusulkan dalam MTWG dan menjadi prioritas dalam The Master Plan on ASEAN Connectivity dan Brunei Action Plan. Selanjutnya, kesiapan Rute ini akan dibahas detil pada pertemuan IMT-GT, 19 – 20 Juli 2019 di Palembang, Sumatera Selatan.
Baca juga: Tiga Rute Prioritas Dalam ASEAN Ro-Ro Shipping Network
Calon operator roro, PT ASDP Ferry (persero) menyiapkan dua Kapal Ro-Ro KMP JATRA 1 dan KMP BELANAK, dan siap menjalin kerjasama dengan pihak pemda dalam operasional pelabuhan. Penyeberangan Dumai – Malaka (107 km) 1dapat ditempuh dalam 5 hingga 7 jam.
Prinsip Saling Mendukung
Terkait muatan, kedua negara menginventarisir jenis barang komoditi dan penumpang serta kendaraan yang akan masuk dan keluar dari Malaysia dan Indonesia dengan prinsip saling mendukung (resiprokal).
“Pihak Indonesia akan mengawali dengan mengangkut kendaraan pribadi tujuan wisata dan kendaraan bertonase kecil dan memastikan rute ini sudah bisa dimulai awal tahun 2020,” kata Capt. Wisnu Handoko Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Laut, Hubla.
Pada aspek Standar Operasi dan Prosedur (SOP) dari Customs, Immigration, Quarantine and Security (CIQS), kedua negara sepakat akan mempraktekan persyaratan CIQS yang telah berlaku di masing-masing negara.
“Kita tidak merancang SOP atau peraturan baru, hanya menyamakan SOP di Pelabuhan masing-masing negara. Semua Departemen CIQS akan bekerja sama dengan Operator Pelabuhan masing-masing,” jelas Capt. Wisnu.
Jika semuanya lancar, rute Roro Dumai-Malaka akan diimplementasikan melalui penandatanganan Nota Kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU) antara Indonesia dan Malaysia pada akhir tahun 2019 ini. [AS]