JMOL. Kementerian Perhubungan c.q Ditjen Perhubungan Laut meluncurkan aplikasi pelaporan konsumsi bahan bakar kapal secara online (10/7). Aplikasi berbasis web ini merupakan cara Ditjen Hubla memfasilitasi pelaporan konsumsi bahan bakar kapal secara cepat dan mudah.
“Dengan mengetahui jumlah konsumsi bahan bakar kapal di seluruh dunia maka kita dapat menghitung jumlah emisi gas buang yang dihasilkan kapal setiap tahunnya”, kata Direktur Jenderal Perhubungan Laut R. Agus H. Purnomo.
Data konsumsi bahan bakar, produksi emisi dan efisiensi kapal akan membantu IMO dalam membuat kebijakan dan strategi yang tepat khususnya terhadap isu perubahan iklim.
Sebagai pengingat, IMO MARPOL ANNEX VI Regulation 22A tentang Collecting and Reporting of Fuel Ship Oil Consumption, berlaku efektif sejak 1 Maret 2018. Amandemen ini mewajibkan seluruh kapal yang berukuran 5000GT ke atas untuk mencatat dan melaporkan data konsumsi seluruh jenis bahan bakar yang digunakan kapal tersebut.
Baca: Mulai 2019, Pelayaran Nasional Wajib Laporkan Konsumsi BBM Kapal
Negara bendera dapat membuat sistem pengumpulan dan pelaporan sesuai yuridiksinya. Metodenya mengikuti SEEMP. Oleh negara bendera, data aggregat disubmit ke IMO Ship Fuel Oil Consumption Database. Jenis dan format mengikuti IMO MARPOL ANNEX VI Appendix IX, yang dapat dibaca di sini.
Aplikasi pelaporan konsumsi bahan bakar secara online yang disediakan Kemenhub bermaksud memudahkan pemilik/operator kapal dalam melaporkan data konsumsi bahan bakarnya. Ditjen Hubla juga dimudahkan dalam pengawasan dan pelaporan kepada IMO.
Penjelasan tentang Data Collection System Konsumsi Bahan Bakar Kapal Berbendera Indonesia dapat diakses di sini
“Melalui aplikasi DCS ini maka pelaporan konsumsi bahan bakar kapal berbendera Indonesia dapat dilakukan secara online. Aplikasi ini dapat diakses secara mudah dan cepat dari manapun” kata Capt. Sudiono, Direktur Perkapalan dan Kepelautan.
Teknologi Fuel Monitoring
Perkembangan teknologi pengukuran, sensor dan internet sudah memungkinkan data konsumsi bahan bakar kapal terlaporkan secara otomatis dan real time.
Menurut Agiel Baabud, seorang teknolog robotika yang mengembangkan BCTRACK, monitoring terhadap konsumsi bahan bakar dan parameter operasi sebuah mesin kapal kini dapat dilakukan dari jarak jauh dan secara real time. Bahkan, saat ini sudah dimungkinkan untuk mengendalikan mesin kapal dari jarak jauh.
“Saat kapal bergerak atau mesin hidup, data konsumsi bahan bakar segera tercatat, disimpan, dan dikirim secara otomatis, ke Kemenhub dan IMO. Bisa diatur report secara harian, mingguan atau bulanan”, jelas Agiel.
Menurut Agiel, teknologi sesungguhnya akan mempermudah dan memperingan kerja manusia serta mampu memberikan laporan yang lebih akurat dan memiliki konsistensi tinggi. Itulah sebabnya saat ini begitu pesat perkembangan teknologi, hanya semata-mata untuk menghindari human error dan yang terpenting goals – nya adalah transparansi.
Dalam catatan Redaksi, BCTRACK yang dikembangkan Agiel dan kawan-kawan sudah digunakan oleh hampir 200 unit kapal berbendera Indonesia, baik di sektor pelayaran maupun operasi hulu migas. [AS]