Home Artikel Wisata Selam di Indonesia, Bisnis Bernilai Trilyunan Rupiah

Wisata Selam di Indonesia, Bisnis Bernilai Trilyunan Rupiah

4055
0
SHARE

Indonesia sudah dikenal memiliki banyak destinasi selam terbaik di dunia. Seperti apa profil bisnis wisata selam dan bagaimana prospeknya?. Simak penuturan Ricky Soerapoetra kepada Jurnal Maritim. Ricky baru saja terpilih sebagai ketua Umum PUWSI (Persatuan Usaha Wisata Selam Indonesia) pada Munas II PUWSI di Jakarta, menggantikan John Sidjabat.

Jurnal Maritim (JM): “Sebelumnya kami ucapkan selamat atas terpilihnya anda menjadi ketua PUWSI. Bisa diceritakan tentang wisata selam di Indonesia?

Ricky Soerapoetra (RS): Terima Kasih dan mohon dukungannya. Indonesia adalah surga wisata selam atau selam rekreasi karena letaknya di khatulistiwa dangan musim tropis sepanjang tahun. Dive center dan operator, baik yang di darat atau yang di kapal wisata (live on board), sudah ada hampir di semua destinasi. Dapat dinikmati oleh para penyelam, baik penyelam yang bersertifikat atau peminat selam.

Terdapat empat kategori selam, yaitu Snorkling, Scuba Diving, Free Diving dan Hookah Diving. Menurut Ricky, semuanya sudah dapat dinikmati di Indonesia. Beberapa lokasi favorit selam wisata, yaitu Bali, Lombok, Labuan Bajo, Manado, Raja Ampat, Pulau Weh-Sabang dan Kepulauan Seribu.

“Di luar itu, masih banyak lagi yang tak kalah indah”, tambahnya.

Prospek di industri ini sangat besar dan terbuka, namun ada beberapa hal yang perlu diperbaiki seperti regulasi, fasilitas pendukung, dan sumber daya manusia. Dalam bisnis selam, yang terpenting adalah K5 (Keselamatan, Kenyamanan, Ketrampilan, Kearifan lokal dan Komunitas).

JM: Apa saja yang masih menjadi hamhatan?

RS: “Menurut kami masih ada kebijakan yang belum pas. Misalnya usaha wisata selam ini terbuka 100 persen untuk PMA”.

Menurut Ricky, sebaiknya ada pembatasan bagi asing. Alasannya, aktivitas selam berkaitan dengan ketahanan pangan dan ekonomi di pesisir. Misalnya, dive operator umumnya terletak di pulau atau pesisir yang dekat dengan terumbu karang. Manfaat terumbu karang bukan hanya untuk wisata, namun juga sebagai sumber makanan bagi ikan dan tumbuhnya biota lainnya.

“Saya melihat ini terlalu beresiko (terbuka 100 persen untuk PMA). Pembatasan modal asing juga akan memicu tumbuhnya pengusaha lokal. Jadi menurut kami ini perlu ditinjau ulang”.

JM: Anda bilang bisnis ini bernilai Trilyunan per tahun. Berarti banyak peminatnya?

RS: “Nah ini menarik, di usaha selam ada beberapa kegiatan. Yang pertama yaitu sertifikasi. Aturan internasional mewajibkan sertifikasi bagi seluruh wisatawan sebelum melakukan aktivitas penyelaman. Materinya mencakup pengetahuan dan praktik keselamatan penyelaman”.

Dalam estimasii PUWSI, setiap tahunnya ada puluhan ribu orang yang mengajukan sertifikasi. Dengan biaya berkisar 4.5 – 7.5j juta per sertifikasi, skala ekonomi jasa sertifikasi selam mencapai ratusan milyar rupiah. Ini belum ternasuk sertifikasi level profesional yang memerlukan empat jenjang sertifikasi.

Kedua adalah Tour Selam atau Dive Trip. Kegiatan ini sangat populer di Indonesia karena kita memiliki banyak pulau dan garis pesisir yang sangat panjang. Snorkling paling popular karena tidak membutuhkan sertifikasi. Biaya per orang berkisar 150 – 750 ribu rupiah per trip, sudah termasuk sewa peralatan.

“Saat ini PUWSI dan BNSP sedang merancang Standar untuk Guide snorkling, untuk meningkatkan keselamatan aktifitas ini”, kata Ricky.

Dari dua kegiatan di atas, jumlah putaran uangnya mencapai sekitar 1 triliun rupiah per tahun. Belum termasuk Industri pendukung seperti kapal wisata, Homestay, resort atau hotel, transportasi, dan peralatan selam.

“PUWSI siap bekerja sama dengan pemerintah, masyarakat, dan investor dalam negeri untuk menyambut prospek usaha selam wisata yang sangat besar ini”, kata Ricky mengakhiri perbincangan.**)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.