Home Artikel IMO 2020, Lebih dari 3000 Kapal Dipastikan Gunakan Scrubber

IMO 2020, Lebih dari 3000 Kapal Dipastikan Gunakan Scrubber

4886
0
SHARE
JMOL. Lebih dari 3.000 unit kapal, baik newbuild maupun existing, memilih menggunakan scrubber demi memenuhi IMO 2020. Menurut DNV GL, hingga Mei 2019 ini, jumlah order instalasi scrubber mencapai 3.266 unit, meningkat drastis dari 1.850 pada Oktober 2018. Angka pengguna scrubber ini sangat sedikit dibanding total sekitar 75 rbu unit kapal yang terdampak IMO 2020.

IMO 2020 menetapkan pembatasan emisi belerang dengan mewajibkan penggunaan bahan bakar kapal rendah sulfur (0.5 persen w/w) mulai 1 Januari 2020. Pemilik kapal diperbolehkan menggunakan bahan bakar bersulfur tinggi dengan syarat menggunakan scrubber yang sesuai dan disetujui otoritas maritim setempat.

Exhaust gas cleaning systems (EGCS) alias Scrubber adalah peralatan tanbahan untuk mengurangi kadar sulfur (SOx) dalam gas buangan mesin kapal. Cara kerjanya adalah dengan menyemprotkan (dalam beberapa tahap) air laut atau air tawar yang dicampur dengan bahan kimia kaustik ke dalam aliran gas buang, sehingga polutan (terutama belerang dioksida) bereaksi dengan air alkali dan membentuk asam sulfat. Pada scrubber sistem loop terbuka, air pencuci diambil dari air laut dan kemudian dibuang kembali ke laut.

Masih berdasarkan data DNV GL di atas, sebanyak 2.625 (80,3 persen) kapal menggunakan scubber jenis open loop system (sistem loop terbuka). Padahal, jenis open loop scrubber ini dilarang di beberapa negara karena membuang kenbali “wash water” yang telah digunakannya. Negara yang melarang penggunaan open loop scrubber adalah Singapura, Fujairah, China, Belgia, Jerman, Latvia, Lituania, Irlandia, fjord Norwegia, dan India.

Jenis scrubber yang banyak dipasang selanjutnya adalah jenis hybrid sebanyak 540 unit, jenis loop tertutup (closed loop) sebanyak 65 unit, dan sisanya 36 unit jenis lainnya.

Berdasarkan jenis kapal, yang terbanyak adalah bulk carrier 1.129 unit, Container ship 588 unit, kapal tanker minyak/kimia 470, unit, crude oil tanker 414 unit, 265 kapal pesiar, dan sisanya adalah berbagai jenis kapal lainnya.

Pelarangan open loop scrubber di Singapura dan China tentu akan memberi dampak yang signifikan. Mengingat kapal jenis kontainer dan bulk carrier merupakan populasi terbanyak yang mengunjungi kedua negara tetsebut. Ini akan menjadi masalah tersendiri yang perlu dicari jalan keluarnya.

Di luar masalah di atas, “gelombang scrubber” sudah mencapai 5,8 scrubber per hari pada tahun 2019 ini. Gelombang ini akan mencapai puncaknya pada bulan Juni – Juli, untuk selanjutnya memasuki era IMO 2020 yang merupakan babak baru pelayaran dunia. [AF]