JMOL. Era kapal berbahan bakar LNG (Gas Alam Cair) akan hadir dalam waktu tak lama lagi. Operator pelayaran terbesar ketiga asal Prancis, CMA CGM mempelopori ‘era LNG’ tersebut melalui pemesanan 9 unit kapal kontainer (boxship) berkapasitas angkut 22.000 TEU pada konsorsium galangan kapal China pada September 2017 lalu.
Dua dari sembilan unit sudah memulai tahap konstruksi (steel cutting) pada Juli 2018 lalu di Hudong-Zhonghua Shipbuilding, Shanghai. Hudong-Zhonghua yang bekerjasama Jiangnan Shipyard mendapat order membangun 5 unit. Sedangkan 4 unit lainnya dibangun oleh Shanghai Waigaoqiao Shipbuilding.
Baca: Mengenal Containership, Kapal Pengangkut Peti Kemas
Ke-9 boxship tersebut berukuran panjang 400 meter, lebar 61.3 meter dan tinggi 33.5 meter. Mesin utama menggunakan WinGD tipe dual-fuel low-speed engine (12-cylinder X92DF). Tanki penyimpan LNG berkapasitas 18.600 cbm dipilih GTT MK III membrane fuel tank buatan GTT (Gaztransport & Technigaz).
Pembangunan diperkirakan selesai dalam kurun waktu tahun 2019 hingga akhir tahun 2020, sehingga pada awal 2021 menjadi armada kapal terbesar di dunia yang menggunakan bahan bakar gas (LNG fuelled ship).
Baca: Mulai 2020, IMO Tetapkan Global Sulphur Cap 0.5 Persen. Milestone Evolusi Pelayaran Dunia?
Untuk bunker, CMA CGM menggandeng Total Marine Fuels Global Solutions (Total) dalam kontrak jangka panjang penyediaan LNG sebanyak 300.000 ton per tahun (500 ribu cbm per tahun). Nantinya, Total (dan afiliasinya) bertanggung jawab menyediakan LNG bunker bagi seluruh kapal CMA CGM di atas di beberapa pelabuhan yang disinggahinya.
Baca juga: Small LNG Tanker dan Aplikasinya di Indonesia
Kehadiran sembilan boxship raksasa (22000 TEU) berbahan bakar LNG akan memerlukan pelabuhan dengan alur dan kolam sandar yang dalam, dermaga sandar dengan panjang yang cukup, kinerja bongkar muat yang tinggi, dan fasilitas pengisian bahan bakar gas cair (LNG Bunkering). Semuanya ini menjadi tantangan dan peluang bagi bisnis kepelabuhanan global, termasuk Indonesia. [AS]