JMOL. FLNG (Floating liquefied natural gas) Prelude milik Royal Dutch Shell mulai beroperasi pada Selasa kemarin (25/12/2018). Menurut pers rilis dari Shell Australia, FLNG yang terletak 475 kilometer sebelah timur laut dari kota Broome di Australia Barat, merupakan pengolahan LNG terapung terbesar di dunia (panjang 488 meter), dan menjadi proyek yang terakhir dari 8 mega proyek migas di Australia.
Beroperasinya FLNG Prelude berkapasitas 3,6 mtpa (juta ton per tahun) LNG ini mengukuhkan posisi Australia sebagai eksportir gas alam cair terbesar di dunia. Hingga November 2018, negara kanguru tetangga Indonesia ini sudah mengekspor LNG sebanyak 6.5 mtpa LNG, melampaui Qatar yang sebesar 6.2 mtpa. Indonesia sendiri kini berada di posisi ke-5 di bawah Nigeria dan Rusia.
Selain menghasilkan gas alam cair, FLNG Prelude juga menghasilkan kondensat sebesar 1.3 mtpa dan LPG (Liquefied Petroleum Gas) sebanyak 400,000 tpa (ton per tahun). Pengangkutan LNG menggunakan LNG Carrier Gallina (125 ribu CBM) berbendera Singapura.
Diperkirakan, ekspor perdana dapat dilakukan pada awal tahun 2019. Shell memiliki 67.5 persen saham di FLNG Prelude. Sisanya dimiliki Inpex (Jepang) 17,5 persen, KOGAS (Korsel) 10 persen, dan CPC (Taiwan) 5 persen, menggambarkan negara tujuan ekspor LNG yang diproduksi FLNG Prelude. [AS]