JMOL. Kota Gresik di masa jayanya sebagai kota pelabuhan penting nusantara di masa lampau, banyak memanfatkan sungai sebagai jalur logistik dari dan ke daerah pedalaman. Menghubungkan pelabuhan Gresik dengan daerah pedalaman.
Di masa kini, kajian awal Jurusan Teknik Perkapalan Universitas Muhammadiyah Gresik (UMG) mengungkapkan bahwa penggunaan alur sungai dimungkinkan karena Gresik dilalui dua sungai kelas A yang memiliki kedalaman lebih dari 2.10 meter dan lebar hingga 200 meter. Ada sungai Bengawan Solo di sebelah utara yang bermuara di laut Jawa dan Sungai Kalimas yang bermuara di Teluk Lamong.
Ir Ali Yusa, MT., dosen Teknik Perkapalan UMG, menyebutkan bahwa penggunaan alur sungai bagi angkutan barang dapat menghemat biaya logistik hingga 30 persen dibanding jalur darat. Efisiensi tersebut diperoleh dari penghematan bahan bakar dan ketepatan waktu pengiriman.
Menurut Ali, pihak UMG kini sedang melakukan riset terhadap sungai yang ada di Gresik, baik untuk media pelayaran (inland waterway) maupun untuk galangan kapal, wisata bahkan energi. Yusa memberi contoh kecamatan Wringinanom yang terletak di pedalaman Gresik, yang dapat memanfaatkan sungai Kalimas untuk terhubung dengan kecamatan lainnya, hingga ke pelabuhan.
Adapun dua sungai yang diteliti oleh tim UMG adalah Sungai Bengawan Solo, dengan panjang hingga 60 kilometer, lebar sampai 100 meter dan bermuara di laut Jawa. Yang kedua adalah sungai Kalimas sepanjang 22 kilometer, lebar sekitar 35 meter. Sungai Bengawan Solo berpotensi menjadi jalur alternatif bagi selat Madura yang semakin padat. Sementara sungai Kalimas berpotensi menjadi sarana feeder service bagi pelabuhan Telik Lamong atau Pelabuhan Gresik.
Hasil riset ini bermanfaat bagi Pemerintah Daerah sebagai bahan acuan dalam pengembangan wilayah daerah sepanjang sungai, sehingga dapat mengoptimalkan kegiatan ekonomi yang ada. Sedangkan masyarakat akan dapat mengambil manfaat dari tumbuhnya potensi ekonomi di sepanjang daerah aliran sungai tersebut. [AYU]