JMOL. Indonesia akan memiliki Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) terapung yang terbesar di dunia. Proyek yang bernama “Floating Photovoltaic Solar Power Plant” sebesar 200 MW tersebut akan diapungkan di waduk Cirata Jawa Barat yang dikelola oleh PT PJB.
PLTS terapung ini merupakan kerjasama PT PLN PJB (Pembangkitan Jawa Bali) dan MASDAR group dari Uni Emirat Arat (UEA). MoU kedua perusahaan tersebut ditandatangani pada Selasa kemarin (28/11), disaksikan Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Arcandra Tahar dan Duta Besar UEA untuk Indonesia.
Feasibility Study dan Grid interkoneksi study telah selesai pada akhir September 2017, dan telah diserahkan kepada PT PLN (Persero). Selanjutnya tinggal menunggu Power Purchase Agreement (PPA) dalam waktu dekat.
PLTS terapung dengan nilai investasi 300 juta dollar AS tersebut akan terbagi dalam dua tahap. Tahap pertama sebesar 50 MW akan beroperasi pada akhir tahun 2019. Sedangkan 150 MW sisanya ditargetkan selesai pada awal 2020. Harga pokok produksi (HPP) listrik PLTS terapung ini disebut berada di bawah 10 sen dolar per kWh.
“Ini adalah yang terbesar untuk proyek sejenis, seluas 200 hektar disiapkan di Cirata. Proyek ini akan mengakselerasi pengembangan Energi Baru Terbarukan (EBT) dan memperkuat kerjasama antara Indonesia dan UEA”, ungkap Presiden Direktur PT PJB, Iwan Agung Firstantara.
CEO MASDAR, Mohammed Al Ramahi menyebutkan bahwa proyek pembangkit Floating Photovoltaic Solar di Cirata ini tidak hanya terbesar di Indonesia, namun juga menjadi yang terbesar di dunia. Saat ini, PLTS terapung terbesar berada di China, sebesar 40 MW. [AS]
