JMOL. PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) atau Pelindo III, PT China Communications Construction Engineering (China CCE) Indonesia, dan Port of Singapore Authority (PSA) menjalin komitmen pengembangan Pelabuhan Kendal, Jawa Tengah, dengan nilai investasi sebesar Rp 4 triliun.
PT China CCE Indonesia merupakan bagian dari China CCG (China Communication Construction Group) yang pernah membangun kawasan pelabuhan Shanghai (China) yang merupakan pelabuhan laut terbesar di dunia. Sementara PSA Indonesia Pte Ltd, merupakan bagian dari PSA International, yang merupakan investor dan operator pelabuhan Singapura serta beberapa pelabuhan dan terminal di beberapa Negara.
Kerjasama ketiganya dituangkan dalam MoC yang ditandatangani di Jakarta (6/6/2018), meliputi perencanaan, pengembangan, pembangunan, pengoperasian, investasi, pendanaan, studi lingkungan, studi perencanaan, studi geoteknik, studi pengembangan wilayah, desain lay out dan teknis pelabuhan, desain operasional, analisa potensi pasar dan kelayakan proyek. CEO Pelindo III Ari Askhara menyebut MoC juga mengakomodir kemungkinan pendirian perusahaan patungan untuk mengembangkan Pelabuhan Kendal tersebut.
Pelabuhan Kendal yang berjarak 20 km dari Tanjung Emas Semarang, adalah bagian dari RIP (Rencana Induk Pelabuhan) Tanjung Emas Semarang, serta bagian dari pengembangan Greater Semarang Port. Pelabuhan ini dibangun terintegrasi dengan Kawasan Industri Kendal (KIK) yang sudah diresmikan Presiden Joko Widodo dan PM Singapura Lee Hsien Long pada awal 2017. Dengan demikian terdapat dua sumber kargo bagi Kendal, yaitu KIK seluas 2700 ha sebagai hinterland utama, dan limpahan dari Terminal Petikemas Semarang yang diprediksi overload pada tahun 2021. Selain itu, keterlibatan PSA diharapkan mampu menggandeng operator pelayaran Internasional untuk singgah di Kendal.
Saat ini Pelabuhan Kendal baru memiliki satu buah dermaga. Dalam dua tahun ke depan, Pelindo III dan kedua mitranya di atas berencana membangun tiga hingga lima dermaga lagi, menambah dalam kolam sandar hingga 10 meter, menambah peralatan bongkat muat, dan lapangan penumpukan hingga kapasitas 100.000 TEU per tahun. [AZ]