JMOL. Sejak tiga bulan yang lalu Pemerintah Korea Selatan (Korsel) melonggarkan aturan Visa E-7 demi memenuhi tuntutan industri galangan kapal di negaranya yang mengalami kekurangan tenaga kerja, terutama untuk welder, painter, electrical engineer, dan plant engineer.
Shortage pekerja di atas terjadi pada beberapa industri galangan kapal Korsel seperti Hyundai Heavy Industries, Daewoo Shipbuilding, Hyundai Mipo Dockyard, Samho Heavy Industries, Samsung Heavy Industries, HSG Seongdong Shipbuilding & Marine Engineering.
Data dari KOSHIPA (Korea Offshore and Shipbuilding Association) menunjukkan bahwa pekerja di industri pembangunan kapal di negara gingseng itu berjumlah 92,771 orang pada 2021. Berkurang dari 2 tahun sebelumnya, yaitu 101,058 (2019) dan 99,934 (2020). Padahal, pada tahun yang sama (2021), pesanan kapal baru mencapai 17,5 juta CGT. Melonjak drastis dari tahun 2020 yang sebesar 8,23 juta CGT dan merupakan order tertinggi sejak 2013. Menurut KOSHIPA, akan terjadi kekurangan 9,500 pekerja pada bulan September 2022, saat banyak galangan memulai pembangunan kapal pesanan awal semester pertama tahun ini.
Di dunia ini, sejak 2015 pasar pembangunan kapal dikuasai hanya oleh 4 negara. Pada tahun 2020, market share mereka mencapai 96 persen, yaitu China (40%), Korsel (30%), Jepang (22%), dan Filipina (1%). Industri galangan kapal Korsel menguasai pesanan kapal tanker, Container, dan LNG Carrier.
Kembali ke Visa E-7, ini adalah visa kerja yang diberikan untuk pekerja asing yang memiliki keterampilan tertentu. Pemegang visa E-7 dapat bekerja di organisasi yang dikelola negara atau perusahaan swasta. Untuk industri galangan kapal, kuotanya dinaikkan hingga 4,428 orang, yang merupakan batas atas 20 persen dari 22,142 pekerja lokal Korsel.
Persyaratan kelayakan juga dilonggarkan untuk memungkinkan welder dan eletrician yang memenuhi syarat bisa mendapatkan pekerjaan walau tanpa pengalaman bekerja di bidangnya. Kelonggaran seperti ini sebelumnya hanya diberikan bagi painter.
Pemegang visa E-7 yang baru pertama kali bekerja di Korsel juga akan memperoleh bantuan dari Korea Trade-Investment Promotion Agency (KOTRA), berupa pelatihan bahasa Korea, budaya dan isu-isu sosial terkini. Gaji rata-rata $30,000 per tahun, boleh membawa keluarga, dan berpeluang mengambil status permanent resident. Tertarik Bekerja di Korsel? [AF]